A. PENDAHULUAN
Tata bahasa merupakan istilah lain dari gramatika
(grammar) atau dalam bahasa Arab disebut nahwu-sharaf. Tata bahasa merupakan
deskripsi dari aturan-aturan yang berlaku pada setiap bahasa. Brown berpendapat
bahwa tata bahasa adalah suatu sistem aturan yang mempengaruhi susunan dan
hubungan konvensional kata-kata dalam suatu kalimat. Berdasarkan pengertian
tersebut, tata bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tata kata dan tata
kalimat.
Morfologi
menurut adalah cabang linguistik
yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan
kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata
serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun
fungsi semantik.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam menganalisa bahasa diperlukan keprihatinan yang cukup mendalam untuk
mengetahui asal kata, bentuk kata sampai perubahan makna yang ada, untuk
mengetahui itu semua maka perlu kiranya pembahasan tentang :
-
Pengertian morfologi
-
Fungsi morfologi
-
Objek morfologi
-
C. TUJUAN
Mengetahui
asal kata, bentuk kata serta perubahan makna yang terjadi didalamnya.
D. PEMBAHASAN
a.
Pengertian Morfologi
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie.
Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan
logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat
diantara morphed dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang
digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata
morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan,
yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk
kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan
perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi.
Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah
morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa
morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.
Morfologi (atau tata bentuk, Inggris Morphology)
adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara
gramatikal. Ramlan mengemukakan bahwa morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa
yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan
bentuk kata terhadap golongan dan arti kata; atau morfologi mempelajari seluk
beluk bentuk kata serta fungsinya perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik
fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Pendapat lain mengemukakan Morfologi
adalah ilmu yang mempelajari morfem, dan morfem itu adalah unsur bahasa yang
mempunyai makna dan ikut mendukung makna. Dalam bahasa Arab, morfologi lebih
didekatkan pada pengertian ‘ilm al-sharf, dimana di dalamnya banyak
membahas tentang perubahan-perubahan kata dari satu kata menjadi sejumlah kata
yang mempunyai arti tersendiri[1].
Dalam kajian morfologi, terdapat poin-poin yang menjelaskan lebih rinci tentang
morfologi itu sendiri, seperti objek kajian morfologi, proses morfologi, dan hubungan
morfologi dengan ilmu-ilmu tata bahasa lainnya.
b.
Proses Morfologi
Proses morfologik
adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk
dasarnya. Ada tiga proses morfologik dalam bahasa, diantaranya:
1.
Proses pembubuhan
afiks ( imbuhan )
Proses pembubuhan afiks adalah pembubuhan afiks pada
sesuatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks,
untuk membentuk kata. Contoh: memanas, merendang, tercantik, bersuara, dll.
2.
Proses pengulangan
Proses pengulangan atau reduplikasi adalah pengulangan
satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan perubahan bunyi
ataupun tidak. Contoh: rumah-rumah, biji-bijian, bolak-balik, dll.
3.
Proses pemajemukan
Proses pemajemukan adalah gabungan dua kata yang
menimbulkan suatu kata baru. Contoh: tenaga kerja, medan tempur, gelap gulita,
pejabat tinggi,
c.
Objek Kajian Morfologi
Objek kajian morfologi adalah tentang Morfem dan Kata.
1.
Morfem
Morfem adalah satuan bahasa yang
turut serta dalam pembentukan kata dan dapat dibedakan artinya. Morfem dapat
juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan
aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan.
Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga
merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada
kata duga. Hilmi Kholil seorang pakar bahasa mendefinisikan morfem
sebagai unit bahasa terkecil (أصغر وحدة لغوية ) yang mempunyai arti[2].
1.
Morfem Bebas
Morfem bebas adalah bentuk kata yang
bisa berdiri sendiri dengan artinya, misalnya kata dasar dalam bahasa indonesia. Contoh: buku, besar, jual. Kata dasar tersebut
apabila tidak mendapat imbuhan tetap memiliki arti. Begitu juga dalam bahasa arab semisal kata : رجل , مسلم , عماد dikelompokkan dalam morfem bebas ( ( المورفيم
الحري [3] .
2.
Morfem
Terikat
Morfem terikat adalah bentuk kata
yang selalu bergabung dengan morfem lain.
Morfem terikat terbagi menjadi dua yaitu:
a. Morfem
Terikat Morfologis
Morfem terikat morfologis yaitu morfem yang terikat
oleh bentuk kata, terikat pada struktur kata, misalnya imbuhan dalam bahasa Indonesia . Contoh:ber- pada kata beranak berarti
menghasilkan anak. Jika ber- berdiri sendiri tidak memiliki arti. Morfem jenis ini juga terdapat didalam bahasa arab dan bahasa inggris.
b. Morfem
Terikat Sintaksis
Morfem terikat sintaksis yaitu morfem yang mempunyai
arti pada tataran kalimat, misalnya kata sambung atau kata depan. Contoh: aku dan
kamu pergi bersama. Kata dan pada kalimat tersebut apabila berdiri
sendiri tidak memiliki arti[4].
3. Morfem Zero
Morfem ini menjadi ciri khas
bahasa arab yaitu adanya beberapa morfem yang tersimpan atau dikira-kirakan[5].
2.
Kata
Kata adalah satuan bebas yang terkecil, atau dengan
kata lain, setiap satu satuan bebas merupakan kata. Kata terdiri dari dua
satuan, yaitu satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologik,
kata terdiri dari satu atau beberapa suku kata, dan suku kata itu terdiri dari
satu atau beberapa fonem. Sebagai satuan gramatik, kata ada yang terdiri dari
satu morfem dan ada juga kata yang terdiri dari beberapa morfem.
d.
Hubungan Morfologi dengan
Leksikologi dan Sintaksis
1.
Morfologi dan
Leksikologi
Leksikologi adalah
cabang linguistik yang memperlajari leksikon. Leksikon merupakan komponen
bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam
bahasa.
Jika morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk
kata terhadap golongan dan arti kata, sedangkan leksikologi mempelajari
seluk-beluk kata, yaitu perbendaharaan kata, pemakaian kata serta artinya
seperti dipakai masyarakat pemakai bahasa.
Ada persamaan antara
leksikologi dengan morfologi, yaitu mempelajari masalah arti, namun terdapat
perbedaan diantara keduanya itu. Perbedaan tersebut adalah.
a.
Leksikologi mempelajari arti kata
yang terkandung dalam kata (arti leksikal). Contoh:
(1)
Kata senjata
berarti ‘alat yang dipakai untuk berperang dan berkelahi’
(2)
Kata bersenjata berarti
‘memakai senjata’
Kedua kata tersebut
masing-masing memiliki arti leksikal.
b.
Morfologi mempelajari arti kata
yang timbul sebagai akibat peristiwa gramatik (arti gramatikal). Dalam morfologi, yang dibicarakan adalah
perubahan bentuknya dari senjata menjadi bersenjata, perubahan
golongannya dari kata nominal menjadi kata verbal, dan perubahan artinya yang
timbul akibat melekatnya afiks ber- pada bersenjata, adalah
timbul makna ‘mempunyai’ atau ‘memakai, mempergunakan’.
2.
Morfologi dan
Sintaksis
Sintaksis merupakan
penguasaan atas suatu bagasa yang mencakup kemampuan untuk membangun frase atau
kalimat yang berasal dari kata.
Sintaksis bersama-sama dengan morfologi merupakan bagian dari subsistem
tata bahasa atau gramatika.
Morfologi menyelidiki
struktur intern kata. Satuan yang paling kecil (morfem) hingga satuan yang
paling besar (kata). Sedangkan sistaksis menyelidiki struktur satuan bahasa
yang lebih besar dari kata, mulai dari frase hingga kalimat. Contoh: mata
kaki, rumah sakit, dst. Jika dilihat dari unsur-unsurnya yang berupa kata
atau pokok kata, kata majemuk seperti kata-kata tersebut termasuk bidang
sintaksis, tetapi jika dilihat bahwa satuan-satuan itu mempunyai sifat sebagai
kata maka pembacaraannya termasuk morfologi.
e.
Ilmu Sharaf (Morfologi
Bahasa Arab)
Menurut al-Ghalayayni ‘ilm
al-sharf adalah ilmu yang membahas dasar-dasar pembentukan kata, termasuk
di dalamnya imbuhan. Sharaf memberikan aturan pemakaian masing-masing kata dari
segi bentuknya yang dikenal dengan Morfologi. Dengan kata lain bahwa
sharaf memberikan aturan pemakaian dan pembentukan kata-kata sebelum digabung
atau dirangkai dengan kata-kata yang lain.
Bahasa Arab adalah
bahasa yang pola pembentukan katanya sangat beragam dan fleksibel, baik melalui
cara derivasi (tashrif isytiqaqy) maupun dengan cara infleksi (tashrif
i’raby). Dengan dua cara tersebut, bahasa Arab menjadi sangat kaya dengan
kosakata.
Bahasa Arab dari segi
pengembangan makna gramatikal ditandai dengan Isytiqaq, yang menjadikan
kata-kata Arab berubah secara elastis dalam kata itu sendiri. Dari satu kata عَلِمَ dan عِلْم umpamanya,
dapat dikembangkan menjadi jumlah kata sepertia pada kolom dibawah ini.
الاندونيسية
|
العربية
|
الاندونيسية
|
العربية
|
|
Tahu, mengetahui
Mengajar
Memberi informasi
Meminta informasi
Ilmu-ilmu
|
عَلِم
عَلَّم
أَعْلَمَ
اسْتَعْلَمَ
عُلُوم
|
Tahu, pengetahuan
Orang pandai
Maha Mengetahui
Yang luas ilmunya
Diketaui
|
عِلم
عالم
عليم
علاّم
معلوم
|
Bahasa Arab termasuk bahasa yang infleksi,
pengembangan makna gramatikal dilakukan dengan cara mengembangkan satu bentuk
menjadi sejumlah bentuk untuk menunjukan variasi makna yang berbeda. Lain
halnya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, yang dalam pengembangan makna
gramatikalnya banyak mengandalkan proses afiksasi (awalan, akhiran, sisipan),
dan reduplikasi (pengulangan), seperti pada tabel di atas. Dari perbandingan
itu tampak bahasa Arab lebih ajeg (qiyasi) dalam pemahaman makna, dan
lebih simpel bentuk pengembangannya (ijaz), karena perubahan terjadi
secara internal, tidak perlu banyak mengandalkan afiksasi atau reduplikasi.
E. KESIMPULAN
Dari
uraian yang telah dijelaskan dalam bab pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa morfologi merupakan bagian dari linguistik, yang membahas tentang
perubahan-perubahan kata secara gramatikal. Materi yang dibahas dalam morfologi
diantanya tentang perubahan bentuk dalam kata dan proses terbentuknya .
Terdapat
hubungan antara morfologi dengan ilmu-ilmu tata bahasa lainnya seperti
leksikologi, etimologi dan sintaksis. Diantara ilmu-ilmu tata bahasa tersebut
terdapat persamaan dan perbedaan juga karakteristik masing-masing.
DAFTAR
PUSTAKA
Djajasudarma, Fatimah.
2006. Metode Linguistik. Bandung: PT Refika Aditama.
Fachrurrozi, Aziz dan Erta
Mahyudin. 2011. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: Lembaga Bahasa
Yassarna YBMQ Jakarta.
Parera, Jos Faniel. 1977. Pengantar
Linguistik Umum: Bidang Morfologi. Ende: Penerbit Nusa Indah.
Resmini, Novi, dkk. 2006. Kebahasaan
I (Fonologi, Morfologi dan Semantik). Bandung: UPI Press.
Hilmi Kholil ,2000 (Muqadimat
li al-dirasat ilm a-lughah) Beirut : Dar
al-ma’rifah al-jami’iyah
[1] . Hilmi
Kholil , (Muqadimat li al-dirasat ilm a-lughah, Dar al-ma’rifah
al-jami’iyah,Beirut,2000 ) Hal:87
[2] - Hilmi Kholil , (Muqadimat
li al-dirasat ilm a-lughah, Dar al-ma’rifah al-jami’iyah,Beirut,2000 )
Hal:88
[3] - ibid , Hal : 90
[4] - http.Morfologi
Bahasa Indonesia ~ Being Real Dreams.htm diunduh pada tanggal 17 oktober 2013
0 komentar:
Posting Komentar