About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 19 Oktober 2013

MORFOLOGI BAHASA



A.    PENDAHULUAN

Tata bahasa merupakan istilah lain dari gramatika (grammar) atau dalam bahasa Arab disebut nahwu-sharaf. Tata bahasa merupakan deskripsi dari aturan-aturan yang berlaku pada setiap bahasa. Brown berpendapat bahwa tata bahasa adalah suatu sistem aturan yang mempengaruhi susunan dan hubungan konvensional kata-kata dalam suatu kalimat. Berdasarkan pengertian tersebut, tata bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tata kata dan tata kalimat.
Morfologi menurut adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. 



B.    RUMUSAN MASALAH

Dalam menganalisa bahasa diperlukan keprihatinan yang cukup mendalam untuk mengetahui asal kata, bentuk kata sampai perubahan makna yang ada, untuk mengetahui itu semua maka perlu kiranya pembahasan tentang :
-        Pengertian morfologi
-        Fungsi morfologi
-        Objek morfologi
-         
C.    TUJUAN

Mengetahui asal kata, bentuk kata serta perubahan makna yang terjadi didalamnya.




D.    PEMBAHASAN

a.     Pengertian Morfologi

Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat diantara morphed dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.

Morfologi (atau tata bentuk, Inggris Morphology) adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal. Ramlan mengemukakan bahwa morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata; atau morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata serta fungsinya perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Pendapat lain mengemukakan Morfologi adalah ilmu yang mempelajari morfem, dan morfem itu adalah unsur bahasa yang mempunyai makna dan ikut mendukung makna. Dalam bahasa Arab, morfologi lebih didekatkan pada pengertian ‘ilm al-sharf, dimana di dalamnya banyak membahas tentang perubahan-perubahan kata dari satu kata menjadi sejumlah kata yang mempunyai arti tersendiri[1]. Dalam kajian morfologi, terdapat poin-poin yang menjelaskan lebih rinci tentang morfologi itu sendiri, seperti objek kajian morfologi, proses morfologi, dan hubungan morfologi dengan ilmu-ilmu tata bahasa lainnya.


b.   Proses Morfologi
Proses morfologik adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Ada tiga proses morfologik dalam bahasa, diantaranya:
1.    Proses pembubuhan afiks ( imbuhan )
Proses pembubuhan afiks adalah pembubuhan afiks pada sesuatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Contoh: memanas, merendang, tercantik, bersuara, dll.
2.    Proses pengulangan
Proses pengulangan atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan perubahan bunyi ataupun tidak. Contoh: rumah-rumah, biji-bijian, bolak-balik, dll.
3.    Proses pemajemukan
Proses pemajemukan adalah gabungan dua kata yang menimbulkan suatu kata baru. Contoh: tenaga kerja, medan tempur, gelap gulita, pejabat tinggi,


c.   Objek Kajian Morfologi
Objek kajian morfologi adalah tentang Morfem dan Kata.

1.    Morfem
Morfem adalah satuan bahasa yang turut serta dalam pembentukan kata dan dapat dibedakan artinya. Morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga. Hilmi Kholil seorang pakar bahasa mendefinisikan morfem sebagai unit bahasa terkecil (أصغر وحدة لغوية  ) yang mempunyai arti[2].

1.     Morfem Bebas
Morfem bebas adalah bentuk kata yang bisa berdiri sendiri dengan artinya, misalnya kata dasar dalam bahasa indonesia. Contoh: buku, besar, jual. Kata dasar tersebut apabila tidak mendapat imbuhan tetap memiliki arti. Begitu juga dalam bahasa arab semisal kata : رجل ,  مسلم , عماد   dikelompokkan dalam morfem bebas ( ( المورفيم الحري [3] .
2.     Morfem Terikat
Morfem terikat adalah bentuk kata yang selalu bergabung dengan morfem lain.
Morfem terikat terbagi menjadi dua yaitu:
a.      Morfem Terikat Morfologis
Morfem terikat morfologis yaitu morfem yang terikat oleh bentuk kata, terikat pada struktur kata, misalnya imbuhan dalam bahasa Indonesia . Contoh:ber- pada kata beranak berarti menghasilkan anak. Jika ber- berdiri sendiri tidak memiliki arti. Morfem jenis ini juga terdapat didalam bahasa arab dan bahasa inggris.
b.     Morfem Terikat Sintaksis
Morfem terikat sintaksis yaitu morfem yang mempunyai arti pada tataran kalimat, misalnya kata sambung atau kata depan. Contoh: aku dan kamu pergi bersama. Kata dan pada kalimat tersebut apabila berdiri sendiri tidak memiliki arti[4].
3. Morfem Zero
Morfem ini menjadi ciri khas bahasa arab yaitu adanya beberapa morfem yang tersimpan atau dikira-kirakan[5].
2.      Kata
Kata adalah satuan bebas yang terkecil, atau dengan kata lain, setiap satu satuan bebas merupakan kata. Kata terdiri dari dua satuan, yaitu satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologik, kata terdiri dari satu atau beberapa suku kata, dan suku kata itu terdiri dari satu atau beberapa fonem. Sebagai satuan gramatik, kata ada yang terdiri dari satu morfem dan ada juga kata yang terdiri dari beberapa morfem.

d.   Hubungan Morfologi dengan Leksikologi dan Sintaksis
1.    Morfologi dan Leksikologi
Leksikologi adalah cabang linguistik yang memperlajari leksikon. Leksikon merupakan komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa.
Jika morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, sedangkan leksikologi mempelajari seluk-beluk kata, yaitu perbendaharaan kata, pemakaian kata serta artinya seperti dipakai masyarakat pemakai bahasa.
Ada persamaan antara leksikologi dengan morfologi, yaitu mempelajari masalah arti, namun terdapat perbedaan diantara keduanya itu. Perbedaan tersebut adalah.
a.    Leksikologi mempelajari arti kata yang terkandung dalam kata (arti leksikal). Contoh:
(1)     Kata senjata berarti ‘alat yang dipakai untuk berperang dan berkelahi’
(2)     Kata bersenjata berarti ‘memakai senjata’
Kedua kata tersebut masing-masing memiliki arti leksikal.
b.    Morfologi mempelajari arti kata yang timbul sebagai akibat peristiwa gramatik (arti gramatikal).  Dalam morfologi, yang dibicarakan adalah perubahan bentuknya dari senjata menjadi bersenjata, perubahan golongannya dari kata nominal menjadi kata verbal, dan perubahan artinya yang timbul akibat melekatnya afiks ber- pada bersenjata, adalah timbul makna ‘mempunyai’ atau ‘memakai, mempergunakan’.

2.    Morfologi dan Sintaksis
Sintaksis merupakan penguasaan atas suatu bagasa yang mencakup kemampuan untuk membangun frase atau kalimat yang berasal dari kata.  Sintaksis bersama-sama dengan morfologi merupakan bagian dari subsistem tata bahasa atau gramatika.
Morfologi menyelidiki struktur intern kata. Satuan yang paling kecil (morfem) hingga satuan yang paling besar (kata). Sedangkan sistaksis menyelidiki struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai dari frase hingga kalimat. Contoh: mata kaki, rumah sakit, dst. Jika dilihat dari unsur-unsurnya yang berupa kata atau pokok kata, kata majemuk seperti kata-kata tersebut termasuk bidang sintaksis, tetapi jika dilihat bahwa satuan-satuan itu mempunyai sifat sebagai kata maka pembacaraannya termasuk morfologi.



[1] . Hilmi Kholil , (Muqadimat li al-dirasat ilm a-lughah, Dar al-ma’rifah al-jami’iyah,Beirut,2000 ) Hal:87
[2] - Hilmi Kholil , (Muqadimat li al-dirasat ilm a-lughah, Dar al-ma’rifah al-jami’iyah,Beirut,2000 ) Hal:88
[3] - ibid , Hal : 90
[4] - http.Morfologi Bahasa Indonesia ~ Being Real Dreams.htm diunduh pada tanggal 17 oktober 2013
[5] - Hilmi Kholil, Hal : 91

A. PENDAHULUAN Tata bahasa merupakan istilah lain dari gramatika (grammar) atau dalam bahasa Arab disebut nahwu-sharaf. Tata bahasa merupakan deskripsi dari aturan-aturan yang berlaku pada setiap bahasa. Brown berpendapat bahwa tata bahasa adalah suatu sistem aturan yang mempengaruhi susunan dan hubungan konvensional kata-kata dalam suatu kalimat. Berdasarkan pengertian tersebut, tata bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tata kata dan tata kalimat. Morfologi menurut adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. B. RUMUSAN MASALAH Dalam menganalisa bahasa diperlukan keprihatinan yang cukup mendalam untuk mengetahui asal kata, bentuk kata sampai perubahan makna yang ada, untuk mengetahui itu semua maka perlu kiranya pembahasan tentang : - Pengertian morfologi - Fungsi morfologi - Objek morfologi - C. TUJUAN Mengetahui asal kata, bentuk kata serta perubahan makna yang terjadi didalamnya. D. PEMBAHASAN a. Pengertian Morfologi Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat diantara morphed dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk. Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi. Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata. Morfologi (atau tata bentuk, Inggris Morphology) adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal. Ramlan mengemukakan bahwa morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata; atau morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata serta fungsinya perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Pendapat lain mengemukakan Morfologi adalah ilmu yang mempelajari morfem, dan morfem itu adalah unsur bahasa yang mempunyai makna dan ikut mendukung makna. Dalam bahasa Arab, morfologi lebih didekatkan pada pengertian ‘ilm al-sharf, dimana di dalamnya banyak membahas tentang perubahan-perubahan kata dari satu kata menjadi sejumlah kata yang mempunyai arti tersendiri . Dalam kajian morfologi, terdapat poin-poin yang menjelaskan lebih rinci tentang morfologi itu sendiri, seperti objek kajian morfologi, proses morfologi, dan hubungan morfologi dengan ilmu-ilmu tata bahasa lainnya. b. Proses Morfologi Proses morfologik adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Ada tiga proses morfologik dalam bahasa, diantaranya: 1. Proses pembubuhan afiks ( imbuhan ) Proses pembubuhan afiks adalah pembubuhan afiks pada sesuatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Contoh: memanas, merendang, tercantik, bersuara, dll. 2. Proses pengulangan Proses pengulangan atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan perubahan bunyi ataupun tidak. Contoh: rumah-rumah, biji-bijian, bolak-balik, dll. 3. Proses pemajemukan Proses pemajemukan adalah gabungan dua kata yang menimbulkan suatu kata baru. Contoh: tenaga kerja, medan tempur, gelap gulita, pejabat tinggi, c. Objek Kajian Morfologi Objek kajian morfologi adalah tentang Morfem dan Kata. 1. Morfem Morfem adalah satuan bahasa yang turut serta dalam pembentukan kata dan dapat dibedakan artinya. Morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga. Hilmi Kholil seorang pakar bahasa mendefinisikan morfem sebagai unit bahasa terkecil (أصغر وحدة لغوية ) yang mempunyai arti . 1. Morfem Bebas Morfem bebas adalah bentuk kata yang bisa berdiri sendiri dengan artinya, misalnya kata dasar dalam bahasa indonesia. Contoh: buku, besar, jual. Kata dasar tersebut apabila tidak mendapat imbuhan tetap memiliki arti. Begitu juga dalam bahasa arab semisal kata : رجل , مسلم , عماد dikelompokkan dalam morfem bebas ( ( المورفيم الحري . 2. Morfem Terikat Morfem terikat adalah bentuk kata yang selalu bergabung dengan morfem lain. Morfem terikat terbagi menjadi dua yaitu: a. Morfem Terikat Morfologis Morfem terikat morfologis yaitu morfem yang terikat oleh bentuk kata, terikat pada struktur kata, misalnya imbuhan dalam bahasa Indonesia . Contoh:ber- pada kata beranak berarti menghasilkan anak. Jika ber- berdiri sendiri tidak memiliki arti. Morfem jenis ini juga terdapat didalam bahasa arab dan bahasa inggris. b. Morfem Terikat Sintaksis Morfem terikat sintaksis yaitu morfem yang mempunyai arti pada tataran kalimat, misalnya kata sambung atau kata depan. Contoh: aku dan kamu pergi bersama. Kata dan pada kalimat tersebut apabila berdiri sendiri tidak memiliki arti . 3. Morfem Zero Morfem ini menjadi ciri khas bahasa arab yaitu adanya beberapa morfem yang tersimpan atau dikira-kirakan . 2. Kata Kata adalah satuan bebas yang terkecil, atau dengan kata lain, setiap satu satuan bebas merupakan kata. Kata terdiri dari dua satuan, yaitu satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologik, kata terdiri dari satu atau beberapa suku kata, dan suku kata itu terdiri dari satu atau beberapa fonem. Sebagai satuan gramatik, kata ada yang terdiri dari satu morfem dan ada juga kata yang terdiri dari beberapa morfem. d. Hubungan Morfologi dengan Leksikologi dan Sintaksis 1. Morfologi dan Leksikologi Leksikologi adalah cabang linguistik yang memperlajari leksikon. Leksikon merupakan komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa. Jika morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, sedangkan leksikologi mempelajari seluk-beluk kata, yaitu perbendaharaan kata, pemakaian kata serta artinya seperti dipakai masyarakat pemakai bahasa. Ada persamaan antara leksikologi dengan morfologi, yaitu mempelajari masalah arti, namun terdapat perbedaan diantara keduanya itu. Perbedaan tersebut adalah. a. Leksikologi mempelajari arti kata yang terkandung dalam kata (arti leksikal). Contoh: (1) Kata senjata berarti ‘alat yang dipakai untuk berperang dan berkelahi’ (2) Kata bersenjata berarti ‘memakai senjata’ Kedua kata tersebut masing-masing memiliki arti leksikal. b. Morfologi mempelajari arti kata yang timbul sebagai akibat peristiwa gramatik (arti gramatikal). Dalam morfologi, yang dibicarakan adalah perubahan bentuknya dari senjata menjadi bersenjata, perubahan golongannya dari kata nominal menjadi kata verbal, dan perubahan artinya yang timbul akibat melekatnya afiks ber- pada bersenjata, adalah timbul makna ‘mempunyai’ atau ‘memakai, mempergunakan’. 2. Morfologi dan Sintaksis Sintaksis merupakan penguasaan atas suatu bagasa yang mencakup kemampuan untuk membangun frase atau kalimat yang berasal dari kata. Sintaksis bersama-sama dengan morfologi merupakan bagian dari subsistem tata bahasa atau gramatika. Morfologi menyelidiki struktur intern kata. Satuan yang paling kecil (morfem) hingga satuan yang paling besar (kata). Sedangkan sistaksis menyelidiki struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai dari frase hingga kalimat. Contoh: mata kaki, rumah sakit, dst. Jika dilihat dari unsur-unsurnya yang berupa kata atau pokok kata, kata majemuk seperti kata-kata tersebut termasuk bidang sintaksis, tetapi jika dilihat bahwa satuan-satuan itu mempunyai sifat sebagai kata maka pembacaraannya termasuk morfologi. e. Ilmu Sharaf (Morfologi Bahasa Arab) Menurut al-Ghalayayni ‘ilm al-sharf adalah ilmu yang membahas dasar-dasar pembentukan kata, termasuk di dalamnya imbuhan. Sharaf memberikan aturan pemakaian masing-masing kata dari segi bentuknya yang dikenal dengan Morfologi. Dengan kata lain bahwa sharaf memberikan aturan pemakaian dan pembentukan kata-kata sebelum digabung atau dirangkai dengan kata-kata yang lain. Bahasa Arab adalah bahasa yang pola pembentukan katanya sangat beragam dan fleksibel, baik melalui cara derivasi (tashrif isytiqaqy) maupun dengan cara infleksi (tashrif i’raby). Dengan dua cara tersebut, bahasa Arab menjadi sangat kaya dengan kosakata. Bahasa Arab dari segi pengembangan makna gramatikal ditandai dengan Isytiqaq, yang menjadikan kata-kata Arab berubah secara elastis dalam kata itu sendiri. Dari satu kata عَلِمَ dan عِلْم umpamanya, dapat dikembangkan menjadi jumlah kata sepertia pada kolom dibawah ini. الاندونيسية العربية الاندونيسية العربية Tahu, mengetahui Mengajar Memberi informasi Meminta informasi Ilmu-ilmu عَلِم عَلَّم أَعْلَمَ اسْتَعْلَمَ عُلُوم Tahu, pengetahuan Orang pandai Maha Mengetahui Yang luas ilmunya Diketaui عِلم عالم عليم علاّم معلوم Bahasa Arab termasuk bahasa yang infleksi, pengembangan makna gramatikal dilakukan dengan cara mengembangkan satu bentuk menjadi sejumlah bentuk untuk menunjukan variasi makna yang berbeda. Lain halnya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, yang dalam pengembangan makna gramatikalnya banyak mengandalkan proses afiksasi (awalan, akhiran, sisipan), dan reduplikasi (pengulangan), seperti pada tabel di atas. Dari perbandingan itu tampak bahasa Arab lebih ajeg (qiyasi) dalam pemahaman makna, dan lebih simpel bentuk pengembangannya (ijaz), karena perubahan terjadi secara internal, tidak perlu banyak mengandalkan afiksasi atau reduplikasi. E. KESIMPULAN Dari uraian yang telah dijelaskan dalam bab pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa morfologi merupakan bagian dari linguistik, yang membahas tentang perubahan-perubahan kata secara gramatikal. Materi yang dibahas dalam morfologi diantanya tentang perubahan bentuk dalam kata dan proses terbentuknya . Terdapat hubungan antara morfologi dengan ilmu-ilmu tata bahasa lainnya seperti leksikologi, etimologi dan sintaksis. Diantara ilmu-ilmu tata bahasa tersebut terdapat persamaan dan perbedaan juga karakteristik masing-masing. DAFTAR PUSTAKA Djajasudarma, Fatimah. 2006. Metode Linguistik. Bandung: PT Refika Aditama. Fachrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. 2011. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: Lembaga Bahasa Yassarna YBMQ Jakarta. Parera, Jos Faniel. 1977. Pengantar Linguistik Umum: Bidang Morfologi. Ende: Penerbit Nusa Indah. Resmini, Novi, dkk. 2006. Kebahasaan I (Fonologi, Morfologi dan Semantik). Bandung: UPI Press. Hilmi Kholil ,2000 (Muqadimat li al-dirasat ilm a-lughah) Beirut : Dar al-ma’rifah al-jami’iyah



MORFOLOGI
A.    PENDAHULUAN



A.    PENDAHULUAN

Tata bahasa merupakan istilah lain dari gramatika (grammar) atau dalam bahasa Arab disebut nahwu-sharaf. Tata bahasa merupakan deskripsi dari aturan-aturan yang berlaku pada setiap bahasa. Brown berpendapat bahwa tata bahasa adalah suatu sistem aturan yang mempengaruhi susunan dan hubungan konvensional kata-kata dalam suatu kalimat. Berdasarkan pengertian tersebut, tata bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tata kata dan tata kalimat.
Morfologi menurut adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. 



B.    RUMUSAN MASALAH

Dalam menganalisa bahasa diperlukan keprihatinan yang cukup mendalam untuk mengetahui asal kata, bentuk kata sampai perubahan makna yang ada, untuk mengetahui itu semua maka perlu kiranya pembahasan tentang :
-        Pengertian morfologi
-        Fungsi morfologi
-        Objek morfologi
-         
C.    TUJUAN

Mengetahui asal kata, bentuk kata serta perubahan makna yang terjadi didalamnya.




D.    PEMBAHASAN

a.     Pengertian Morfologi

Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat diantara morphed dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.

Morfologi (atau tata bentuk, Inggris Morphology) adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal. Ramlan mengemukakan bahwa morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata; atau morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata serta fungsinya perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Pendapat lain mengemukakan Morfologi adalah ilmu yang mempelajari morfem, dan morfem itu adalah unsur bahasa yang mempunyai makna dan ikut mendukung makna. Dalam bahasa Arab, morfologi lebih didekatkan pada pengertian ‘ilm al-sharf, dimana di dalamnya banyak membahas tentang perubahan-perubahan kata dari satu kata menjadi sejumlah kata yang mempunyai arti tersendiri[1]. Dalam kajian morfologi, terdapat poin-poin yang menjelaskan lebih rinci tentang morfologi itu sendiri, seperti objek kajian morfologi, proses morfologi, dan hubungan morfologi dengan ilmu-ilmu tata bahasa lainnya.


b.   Proses Morfologi
Proses morfologik adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Ada tiga proses morfologik dalam bahasa, diantaranya:
1.    Proses pembubuhan afiks ( imbuhan )
Proses pembubuhan afiks adalah pembubuhan afiks pada sesuatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Contoh: memanas, merendang, tercantik, bersuara, dll.
2.    Proses pengulangan
Proses pengulangan atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan perubahan bunyi ataupun tidak. Contoh: rumah-rumah, biji-bijian, bolak-balik, dll.
3.    Proses pemajemukan
Proses pemajemukan adalah gabungan dua kata yang menimbulkan suatu kata baru. Contoh: tenaga kerja, medan tempur, gelap gulita, pejabat tinggi,


c.   Objek Kajian Morfologi
Objek kajian morfologi adalah tentang Morfem dan Kata.

1.    Morfem
Morfem adalah satuan bahasa yang turut serta dalam pembentukan kata dan dapat dibedakan artinya. Morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga. Hilmi Kholil seorang pakar bahasa mendefinisikan morfem sebagai unit bahasa terkecil (أصغر وحدة لغوية  ) yang mempunyai arti[2].

1.     Morfem Bebas
Morfem bebas adalah bentuk kata yang bisa berdiri sendiri dengan artinya, misalnya kata dasar dalam bahasa indonesia. Contoh: buku, besar, jual. Kata dasar tersebut apabila tidak mendapat imbuhan tetap memiliki arti. Begitu juga dalam bahasa arab semisal kata : رجل ,  مسلم , عماد   dikelompokkan dalam morfem bebas ( ( المورفيم الحري [3] .
2.     Morfem Terikat
Morfem terikat adalah bentuk kata yang selalu bergabung dengan morfem lain.
Morfem terikat terbagi menjadi dua yaitu:
a.      Morfem Terikat Morfologis
Morfem terikat morfologis yaitu morfem yang terikat oleh bentuk kata, terikat pada struktur kata, misalnya imbuhan dalam bahasa Indonesia . Contoh:ber- pada kata beranak berarti menghasilkan anak. Jika ber- berdiri sendiri tidak memiliki arti. Morfem jenis ini juga terdapat didalam bahasa arab dan bahasa inggris.
b.     Morfem Terikat Sintaksis
Morfem terikat sintaksis yaitu morfem yang mempunyai arti pada tataran kalimat, misalnya kata sambung atau kata depan. Contoh: aku dan kamu pergi bersama. Kata dan pada kalimat tersebut apabila berdiri sendiri tidak memiliki arti[4].
3. Morfem Zero
Morfem ini menjadi ciri khas bahasa arab yaitu adanya beberapa morfem yang tersimpan atau dikira-kirakan[5].
2.      Kata
Kata adalah satuan bebas yang terkecil, atau dengan kata lain, setiap satu satuan bebas merupakan kata. Kata terdiri dari dua satuan, yaitu satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologik, kata terdiri dari satu atau beberapa suku kata, dan suku kata itu terdiri dari satu atau beberapa fonem. Sebagai satuan gramatik, kata ada yang terdiri dari satu morfem dan ada juga kata yang terdiri dari beberapa morfem.

d.   Hubungan Morfologi dengan Leksikologi dan Sintaksis
1.    Morfologi dan Leksikologi
Leksikologi adalah cabang linguistik yang memperlajari leksikon. Leksikon merupakan komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa.
Jika morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, sedangkan leksikologi mempelajari seluk-beluk kata, yaitu perbendaharaan kata, pemakaian kata serta artinya seperti dipakai masyarakat pemakai bahasa.
Ada persamaan antara leksikologi dengan morfologi, yaitu mempelajari masalah arti, namun terdapat perbedaan diantara keduanya itu. Perbedaan tersebut adalah.
a.    Leksikologi mempelajari arti kata yang terkandung dalam kata (arti leksikal). Contoh:
(1)     Kata senjata berarti ‘alat yang dipakai untuk berperang dan berkelahi’
(2)     Kata bersenjata berarti ‘memakai senjata’
Kedua kata tersebut masing-masing memiliki arti leksikal.
b.    Morfologi mempelajari arti kata yang timbul sebagai akibat peristiwa gramatik (arti gramatikal).  Dalam morfologi, yang dibicarakan adalah perubahan bentuknya dari senjata menjadi bersenjata, perubahan golongannya dari kata nominal menjadi kata verbal, dan perubahan artinya yang timbul akibat melekatnya afiks ber- pada bersenjata, adalah timbul makna ‘mempunyai’ atau ‘memakai, mempergunakan’.

2.    Morfologi dan Sintaksis
Sintaksis merupakan penguasaan atas suatu bagasa yang mencakup kemampuan untuk membangun frase atau kalimat yang berasal dari kata.  Sintaksis bersama-sama dengan morfologi merupakan bagian dari subsistem tata bahasa atau gramatika.
Morfologi menyelidiki struktur intern kata. Satuan yang paling kecil (morfem) hingga satuan yang paling besar (kata). Sedangkan sistaksis menyelidiki struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai dari frase hingga kalimat. Contoh: mata kaki, rumah sakit, dst. Jika dilihat dari unsur-unsurnya yang berupa kata atau pokok kata, kata majemuk seperti kata-kata tersebut termasuk bidang sintaksis, tetapi jika dilihat bahwa satuan-satuan itu mempunyai sifat sebagai kata maka pembacaraannya termasuk morfologi.

e.    Ilmu Sharaf (Morfologi Bahasa Arab)
Menurut al-Ghalayayni ‘ilm al-sharf adalah ilmu yang membahas dasar-dasar pembentukan kata, termasuk di dalamnya imbuhan. Sharaf memberikan aturan pemakaian masing-masing kata dari segi bentuknya yang dikenal dengan Morfologi. Dengan kata lain bahwa sharaf memberikan aturan pemakaian dan pembentukan kata-kata sebelum digabung atau dirangkai dengan kata-kata yang lain.
Bahasa Arab adalah bahasa yang pola pembentukan katanya sangat beragam dan fleksibel, baik melalui cara derivasi (tashrif isytiqaqy) maupun dengan cara infleksi (tashrif i’raby). Dengan dua cara tersebut, bahasa Arab menjadi sangat kaya dengan kosakata.
Bahasa Arab dari segi pengembangan makna gramatikal ditandai dengan Isytiqaq, yang menjadikan kata-kata Arab berubah secara elastis dalam kata itu sendiri. Dari satu kata عَلِمَ  dan عِلْم umpamanya, dapat dikembangkan menjadi jumlah kata sepertia pada kolom dibawah ini.

الاندونيسية
العربية

الاندونيسية
العربية
Tahu, mengetahui
Mengajar
Memberi informasi
Meminta informasi
Ilmu-ilmu
عَلِم
عَلَّم
أَعْلَمَ
اسْتَعْلَمَ
عُلُوم
Tahu, pengetahuan
Orang pandai
Maha Mengetahui
Yang luas ilmunya
Diketaui
عِلم
عالم
عليم
علاّم
معلوم

Bahasa Arab termasuk bahasa yang infleksi, pengembangan makna gramatikal dilakukan dengan cara mengembangkan satu bentuk menjadi sejumlah bentuk untuk menunjukan variasi makna yang berbeda. Lain halnya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, yang dalam pengembangan makna gramatikalnya banyak mengandalkan proses afiksasi (awalan, akhiran, sisipan), dan reduplikasi (pengulangan), seperti pada tabel di atas. Dari perbandingan itu tampak bahasa Arab lebih ajeg (qiyasi) dalam pemahaman makna, dan lebih simpel bentuk pengembangannya (ijaz), karena perubahan terjadi secara internal, tidak perlu banyak mengandalkan afiksasi atau reduplikasi.

E.    KESIMPULAN

Dari uraian yang telah dijelaskan dalam bab pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa morfologi merupakan bagian dari linguistik, yang membahas tentang perubahan-perubahan kata secara gramatikal. Materi yang dibahas dalam morfologi diantanya tentang perubahan bentuk dalam kata dan proses terbentuknya .
Terdapat hubungan antara morfologi dengan ilmu-ilmu tata bahasa lainnya seperti leksikologi, etimologi dan sintaksis. Diantara ilmu-ilmu tata bahasa tersebut terdapat persamaan dan perbedaan juga karakteristik masing-masing.






DAFTAR PUSTAKA

Djajasudarma, Fatimah. 2006. Metode Linguistik. Bandung: PT Refika Aditama.
Fachrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. 2011. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: Lembaga Bahasa Yassarna YBMQ Jakarta.
Parera, Jos Faniel. 1977. Pengantar Linguistik Umum: Bidang Morfologi. Ende: Penerbit Nusa Indah.
Resmini, Novi, dkk. 2006. Kebahasaan I (Fonologi, Morfologi dan Semantik). Bandung: UPI Press.
Hilmi Kholil ,2000 (Muqadimat li al-dirasat ilm a-lughah) Beirut : Dar al-ma’rifah al-jami’iyah



[1] . Hilmi Kholil , (Muqadimat li al-dirasat ilm a-lughah, Dar al-ma’rifah al-jami’iyah,Beirut,2000 ) Hal:87
[2] - Hilmi Kholil , (Muqadimat li al-dirasat ilm a-lughah, Dar al-ma’rifah al-jami’iyah,Beirut,2000 ) Hal:88
[3] - ibid , Hal : 90
[4] - http.Morfologi Bahasa Indonesia ~ Being Real Dreams.htm diunduh pada tanggal 17 oktober 2013
[5] - Hilmi Kholil, Hal : 91